Alternatif Baru Perjalanan Bogor-Sukabumi-Cianjur


Sumirat, pria paruh baya berusia 69 tahun sangat menikmati perjalanannya pagi itu. Waktu empat jam yang biasa ia habiskan dalam perjalanan dari Bogor menuju Sukabumi, pagi ini bisa dihemat menjadi satu setengah jam saja. Kereta Api Pangrango dengan rute Bogor-Sukabumi-Cianjur itu juga sangat nyaman dan bersih. “Saya senang kereta Pangrango dibuka lagi, memudahkan sekali buat saya. Biasanya kalau jalan darat suka lebih jauh,” kata Sumirat.

Kini, pilihan masyarakat untuk bepergian ke daerah selatan Jawa Barat bertambah lagi. Jika selama ini perjalanan Bogor ke Sukabumi ditempuh selama empat hingga lima jam dengan kendaraan bermotor, sekarang dengan kereta api, jarak tempuh kedua kota ini bisa dihemat hingga satu setengah jam. Sementara dengan menggunakan kereta api Siliwangi yang melayani rute Sukabumi-Cianjur, waktu tempuh bisa dihemat hingga 1 jam dan 37 menit.

Persiapan pembukaan kembali rute kereta api Bogor-Sukabumi-Cianjur yang ditutup sejak tahun 1990, dilakukan semaksimal mungkin, mulai dari rel dan modernisasi peralatan di stasiun hingga ruang tunggu penumpang. Hanya saja dari sisi kecepatan memang belum bisa maksimal lantaran rel sudah lama tak difungsikan. Akan tetapi, kedepan kecepatan kereta api bisa bertambah dengan memperbaiki pondasi rel kereta.

Dalam kunjungan kerjan ke situs Megalithikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (25/2) pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono mencoba kereta api Pangrango rute Bogor-Sukabumi-Cianjur. Berbaur dengan masyarakat dan para penumpang lain, Presiden SBY dan Ibu Ani terlihat senang dengan dibukanya kembali rute ini.

Presiden SBY ingin memastikan jalur tersebut memang sudah hidup dan fasilitasnya layak. "Saya lihat relatif nyaman keretanya. Dingin, semua ada AC. Alhamdulillah, ini harus kita jaga dan makin ke depan makin ditingkatkan," jelas SBY.

Sebelumnya, saat pencanangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Sekolah Pembentukan Perwira (SETUKPA), Sukabumi, Jawa Barat, Senin (21/10) lalu, Presiden SBY menyatakan dukungannya terhadap pembukaan kembali jalur kereta api ini. "Pak Dahlan (Menteri BUMN), saya dukung penuh, yang penting dilaksanakan dan tetap dipadukan dengan anggaran Kementerian Perhubungan,” Presiden SBY mengungkapkan.

Kondisi KA Pangrango sendiri sangat nyaman dan bersih. Selain karena interiornya yang masih terbilang baru, terdapat juga petugas kebersihan yang bertanggung jawab menjaga kebersihan di dalam kereta selama di perjalanan. Di dalam kereta pun tersedia kereta makan/restorasi yang secara khusus menyediakan berbagai macam menu makanan dan minuman dengan harga terjangkau.

Jika berangkat dari Bogor, selama di perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam yang sangat indah. Di sebelah kanan akan nampak pemandangan Gunung Salak dan di sebelah kiri hadir pula keindahan dan pesona Gunung Gede dan Pangrango yang menjulang tinggi. Tidak ketinggalan, susasana khas pedesaan dengan persawahan, rumah tradisional penduduk, dan sungai yang mengalir jernih airnya. Berjalan dengan kecepatan 30-45 km/jam, kita bisa lebih berlama-lama dan puas menikmati keindahan alam selama di perjalanan.

KA Pangrango sendiri diberangkatkan dari Stasiun Bogor Paledang, bukan dari Stasiun Bogor. Lokasi kedua stasiun ini tidaklah jauh, hanya berjarak sekitar 200 meter ke arah selatan dengan melewati Jalan Raya Kapten Muslihat. Stasiun Bogor Paledang ini sengaja dipisahkan agar nantinya penumpang KA Pangrango dapat terlayani dengan baik dan tidak menambah kepadatan penumpang di Stasiun Bogor, mengingat saat ini Stasiun Bogor sudah padat oleh para penumpang Commuter Line yang ingin bepergian ke Jabodetabek dan sekitarnya.

Kereta api ini menggunakan lokomotif CC204 dengan rangkaian yang terdiri dari satu kereta eksekutif, tiga kereta ekonomi AC, dan satu kereta pembangkit. KA Pangrango ini dapat mengangkut penumpang sebanyak 368 orang, dengan rincian 50 penumpang di satu kereta eksekutif dan 318 penumpang di tiga kereta ekonomi AC. PT KAI menerapkan aturan kapasitas 100% penumpang di KA ini, sehingga setiap penumpang akan mendapatkan tempat duduk masing-masing.

Peraturan larangan merokok dan bebas pedagang asongan juga akan diterapkan di KA ini sehingga penumpang akan merasa nyaman dalam perjalanannya. Selain itu, KA ini pun memiliki keunikan yang hampir sama seperti kereta api Penataran dan kereta api Rapih Dhoho. Yaitu, bila kereta api ini sampai di stasiun Sukabumi, maka rangkaian kereta api Pangrango akan berubah nama menjadi kereta api Siiwangi yang melanjutkan perjalanan menuju stasiun Cianjur. Begitu juga sebaliknya. Coba yuk! (yor)

0 komentar:

Posting Komentar

Megapolitan dan BOPUNJUR

Kuliner Khas BOPUNJUR